Acara TELUSUR memperoleh penghargaan terbaik, oleh karena itu telurus menayangkan kembali tentang “Sarjana Singkat Rp 22 Juta Rupiah” pada tanggal 15 Desember 2009. Yang isinya kurang lebih seperti di bawah ini.
Terbongkarnya kasus yang melakukan praktek pendidikan fiktif dan pembelian ijazah aspal (asli namun palsu) sontak menyentakkan kesadaran kita. Banyaknya motive dibalik orang yang melakukan pembelian ijazah palsu membuat peyedia layanan perguruan tinggi fiktif di Negara kita berkembang pesat, ibarat jamur tumbuh sumbur pada musin hujan .
Untuk mendapatkan gelar yang diinginkan seorang mahasiswa (gadungan) harus membayarkan uang puluhan juta juta rupiah. Agar pelaksanaan pembelian ijazah palsu ini tidak terlihat mencurigakan oleh masyarakat maupun dunia pendidikan lain, mereka (mahasiswa gadungan) diharuskan mengikuti kuliah selama 3 bulan. Bulan pertama sampai ke dua mereka hanya masuk sebanyak satu kali pada hari sabtu setiap minggunya, kemudian pada saat ujian akhir semester mereka hanya masuk satu hari untuk melaksanakan ujian setelah itu mereka bebas menentukan besarnya IPK (indeks prestasi kumulatif) yang diinginkan… oleh karena itu dalam proses pembuatan ijazah aspal mereka tidak membuat tugas akhir seperti skripsi yang biasa dilakukan oleh mahasiswa yang menempuh pendidikan S1 (strata satu) baik di perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta di Negara kita. Setelah 3 bulan mereka juga mengikuti acara wisuda layaknya mahasiswa lainnya yang biasa ditempuh dalam waktu 4 hingga 5 tahun, mereka berbaur menjadi satu ditempat yang sama sehingga tidak ketahuan mana yang sarjana asli dan sarjana palsu.
Melihat ijazah yang diberikan untuk Praktek penjualan ijazah aspal (asli namun paslu) ini telah mendapat legalitas dan pengakuan dari instansi tersebut, masyarakat maupun dari pemerintah.
Dari masalah tersebut ada beberapa pertanyaan dalam benak saya, diantaranya?
1. Mengapa ada saja orang membeli ijazah palsu dan apa tujuan mereka?
2. Bagaimana mentalitas dan moral masyarakat kita yang melakukan tindakan seperti ini?
3. Bagaimana gelar yang diperoleh dari tindakan seperti ini terhadap kompetensi yang dimiliki?
4. Apa solusi yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam menghadapi masalah dalam dunia pendidikan kita ini?
Menurut saya dari pertanyaan tersebut diatas berdasarkan kasus ijazah aspal serta dampaknya terhadap pendidikan di Negara kita adalah
1. Tujuan yang melatar belakangi seorang membeli ijazah aspal karena galar yang melekat di balik nama seorang dengan demikian akan dihargai oleh masyarakat setara dengan alumni perguruan tinggi tersebut sehingga mereka bisa memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
2. Menurut koentjaraningrat beberapa dekade silam telah mensinyalir kecenderungan mentalitas menerabas yang menghinggapi masyarakat modern kita, diksi ini barangkali akan sangat tepat untuk menggamberkan kasus perguruan tinggi fiktif ini serta praktek ijazah palsu yang dilakukan. Mentalitas menerabas merupakan sebuah kecenderungan yang menghinggapi masyarakat kita untuk mencari jalan pintas dengan perjuangan dan pengorbanan yang seminimal mungkin guna mencapai target yang diinginkannya, dalam istilah lain kita mendengar paham hedonisme yaitu suatu paham yang mendewakan atau mengagungkan kesenangan pribadi dengan menyingkirkan sejauh – jauhnya dari segala bentuk kesulitan dan kesengsaraan.
Beberapa dekade silam, ketika pendidikan belum semaju sekarang, sarjana adlah sebuah barang langka yang sulit didapat dan sedemikian mahal harganya. Untuk mendapatkannya, diperlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit baik waktu, tenaga dan juga biaya. Dan yang pasti untuk menjadi cendekia benar – benar dibutuhkan ketajaman pikiran, kualitas kecerdasan, kemampuan intelektual serta kebijaksanaan yang istimewa. Namuun beratnya pengorbanan untuk sebuah gelar akademi akan pupus manakala gelar tersebut akan memberikan banyak hal kepada penyandangnya. Gelar akademis segera akan membawa sebuah konsekuensi logis berupa status social yang terhormat dan tinggi.
Sekarang ini mentalitas dan moral orang bisa kita cermati betapa lihai dan beraninya para criminal yang beroperasi di area dunia pendidikan. Tingginya permintaan pasar adalah sebuah peluang bisnis tersendiri yang menggiurkan sehingga pada awalnya tetap berpegang pada prinsip – prinsip intelektual. Namun sedikit demi sedikit aturan dan norma keilmuan hingga aspek legalitas pun ditinggalkan demi menuruti hedonisme dengan menjual produk ijazah tanpa proses pendidikan yang semestinya.
3. Pendidikan adalah sebuah proses transfer ilmu pengetahuan antar generasi. Kompetensi, keahlian dan penguasaan mendalam atas sebuah ilmu tidak bisa terjadi begitu saja, namun harus melalui tahapan, kurikulum, program pengajaran serta strategi belajar mengajar yang dirancang dengan baik. Proses transfer ilmu pengetahuan ini jelas akan memakan waktu yang cukup panjang dan tidak mungkin dicapai dengan metode instan, apalagi dibeli dengan lembaran rupiah.
Idealnya gelar kesarjanaan adalah sebuah penanda kesempurnaan tingkat penguasaan dan kompetensi atas sebuah disiplin ilmu. Namun sayangnya orientasi tersebut tampaknya telah mulai tergerus oleh pusaran zaman. Title atau gelar sarjana kini bukanlah sebuah jaminan kompetensi dari disiplin ilmu yang dimiliki tetapi seringkali hanya tampak sebagai sederet huruf yang melekat pada nama seorang sebagai sebuah symbol status yang formalistic tanpa kemampuan yang memadai. Itu merupakan sebagian kecil masalah yang ada di dunia pendidikan sekarang dalam Negara kita.
4. Sebaiknya pemerintah bertindak tegas seperti beri hukuman penjara serta denda yang sangat besar untuk masalah ini dalam hal memperjual belikan ijazah aspal (asli namun palsu) karena kalau dibiarkan, praktek ini akan berkembang pesat serta mencoreng dunia pendidikan di Negara kita dan juga kasian dengan mahasiswa yang benar – benar mengorbankan waktu, biaya, tenaga dan pikiran untuk mendapatkan gelar tersebut bila disamakan dengan mahasiswa gadungan yang membeli ijazah aspal.
(KISAH SUKSES MENJADI SARJANA DENGAN MEMBELI IJAZAH)
BalasHapusAssalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda semua khsusnya untuk temen2 yang tidak mempunyai pekerjaan karna tdk memiliki ijazah.sy dulunya juga hampir sama dengan temen2 semua tdk memiliki pekerjaan tetap,kasarnya saya seorang pengangguran, seiring waktu berlalu dengan tdk sengaja sy bertemu dengan teman lama pernah satu sekolah waktu masih SMP,dan teman saya ini sekarang ternyata sdh menjadi pengawai tetap di salah satu kantor pemerintah di kab TEGAL prov JATENG. Dengan melhat keadaan saya sekarang ini diapun mengusulkan untuk membeli ijazah di salah satu perusahaan yang bekerja sama dengan pihak pemerintah untuk membantu mereka yang putus sekolah seperti dia dulunya, karena dulu dia juga hanya seorang pengguran lulusan SMP yang akhirnya dengan memebeli Ijazah dia telah memiliki pekerjaan tetap. Gak lama kemudia sayapun iseng mencoba untuk membeli ijazah dan akhirnya saya juga mencapai impian saya dengan memiliki pekerjaan tetap dengan membeli ijazah dari PT. Marta Dinata. Ijazah dari PT. Marta Dinata adalah ijazah asli dan resmi dari universitas dan sekolah tinggi di seluruh Indonesia, karena itu Ijazah ini bisa di gunakan di semua universitas dan pendaftaran pekerjaan (Perusahaan, PNS, Polri, TNI, dsb).
terimakasih kepada PT. Marta Dinata, karena saya sudah memiliki pekerjaan tetap untuk menghidupi keluarga saya . Oleh karena itu bagi yang berminat, khususnya yang ingin cepat-cepat mendapatkan pekerjaan silahkan langsung hubungi PT.Marta Dinata : 021-5035 7999 / 0822 1914 9195 atau kunjungi website resmi kami www.ptmartadinata.com